Jumat, 08 Juni 2012

Ketika cinta terhalang restu

Ketika cinta terhalang restu

Seorang gadis dengan pakaian tertutup serta rambutnya yang ditutupi oleh jilbab terlihat tengah duduk bertemankan buku religius di sebuah bangku taman Kampus. Aura nya begitu sangat terpancar,senyumnya seakan akan membius teman teman di sekelilingnya

"Syifa....syifaa..." Fanny sahabat baik si gadis berkerudung itu datang mengagetkannya.

"Ya ampun Fanny,kamu itu ngagetin aja deh...ada apa sih?"

"Itu Fa,ada cowok baru di kampus kita,gaaaanteeeeeeeng bangeeeeeeettttt"

"Terus?"

"Iya dia itu anak band,ganteeng,cool, charming...pokoknyaaa perfect deh"

"Oh..."

"Kok kamu cuma bilang oh, ayo kenalan sama dia"

"Apa gunanya sih Fan kenalan sama dia? Kamu ajaa sana"

"Ih syifa,kamu tuh ya...disini itu puluhan cowok ngantri buat deket sama kamu,tapi kamunya malah cuek,manusia diciptakan kan buat berpasang-pasangan"

"Aku tau Fan,tapi jodoh dan segalanya yang menyangkut semua makhluk hidup itu sudah diatur dan di kehendaki oleh Allah SWT"

"Aduh aduh aduh,stop deh ya...mendingan aku pergi dari pada harus denger kamu ceramah"

---

"Assalamu'alaikum"

"Walaikum salam, baru pulang sayang.."

"Iya Umi,tadi syifa ada mata kuliah tambahan"

"Yasudah,sekarang kamu istirahat,jangan lupa shalat"

"Iya umi.."

Syifa masuk kedalam kamarnya, ia terlamun di depan jendela kamar sambil menatap sisa sisa air hujan.

**

"Ah sial,hujannya deras banget! Mana gue udah ditungguin manggung" keluh seorang pria. Si pria itu menoleh kesampingnya,ia pun terpaku ketika melihat sosok Syifa yang begitu cantik.

"Hey..." Pria itu mencoba menyapa,tapi Syifa hanya menoleh sebentar dan hanya tersenyum

'Ya Tuhan,senyumnya...cantik banget nih cewek' batin pria itu

"Gue Revand" pria itu mengulurkan tangannya

"Aku duluan ya" syifa pun pergi tanpa menghiraukan uluran tangan dari Pria itu.

**

"Astaghfirullah, apa yang aku fikirkan?" Syifa tersadar dari lamunannya tentang pertemuannya dengan Revand tadi.

---

Sore itu seusai jam mata kuliah berakhir, Syifa sedang terburu buru menuju ruang dosen untuk mengumpulkan tugasnya.

BRUKKK ****

Tiba-tiba ia menabrak Revand yang berjalan dari arah depannya.

Dua pasang matapun saling bertatapan, beruntunglah Revand sempat menopang tubuh Syifa hingga ia tidak terjatuh.

"Maaf..."

"Aku yang harusnya minta maaf,aku yang jalan tidak lihat-lihat"

Syifa perlahan melangkah dan menoleh kebelakang dari kejauhan ia berteriak : "Revand" Revandpun menoleh.

"Makasih ya" ucap Syifa seraya dengan senyum.

---

"Syifa, mau bareng gak?"

"Tidak Fan,terimakasih...aku mau ketoko buku soalnya"

"Yaudah,gue balik duluan ya"

Beberapa lama Syifa menunggu,tapi tak ada satupun taksi yang lewat di hadapannya hingga ia memutuskan untuk berjalan kaki sambil menunggu taksi.

"Hey gadis berkerudung..." Sapa Revand

"Mau bareng?"

"Tidak perlu,terimakasih"

"Udah ayoo naik,dari pada lo jalan kaki...liat aja ga ada taksi yang lewat"

Akhirnya hati Syifa luluh dan ia pun naik ke atas motor Revand.

Sejak kejadian itu Revand dan Syifa semakin dekat, hubungan mereka pun lebih dari sekedar sahabat biasa.

Syifa juga kerap kali menemani Revand untuk manggung hingga larut malam, dan hal itulah yang membuat kedua orang tua Syifa mulai curiga.

---

"Syifa ,bisa Umi sama Abi bicara sebentar?"

"Iya Umi...Syifa nanti temui Abi dan Umi"

"Ada yang ingin Abi tanyakan"

"Apa Abi?"

"Siapa dia?"

"Dia? Maksud Abi?"

"Maksud Abi pacar kamu"

"Pacar?"

"Tidak perlu ditutupi lagi"

"Namanya Revand,Abi Umi" (gugup mode : on)

"Baiklah,Abi tunggu dia besok malam dirumah"

---

Malam itu dengan hati bergetar Revand datang sesuai dengan permintaan Abi,dimulai dengan makan malam bersama sampai mengobrol diruang tengah.

"Siapa nama kamu?"

"Revand Aditya Putra om"

"Om? Panggil saya Abi !"

"Iya,maaf Abi..." (Gugup mode : on)

"Orangtua?"

"Orangtua saya di Australi Abi,kebetulan mereka bekerja disana"

"Pekerjaan kamu?"

"Saya ngeband Abi"

"Bisa mengaji?"

(Revand hanya terdiam gugup)

"Abi tanya kamu, apa kamu bisa mengaji? Shalat?"

"Saya saya saya...." (Gugup mode : masih on)

"Sekarang juga kamu pergi dari sini dan jangan pernah dekati atau temui Syifa lagi !"

"Abi..." Syifa terisak

"Kamu dengar baik-baik Syifa,lelaki seperti dia tidak pantas mendampingi kamu! Dia itu berandalan,bagaimana mungkin dia bisa jadi Imam dalam keluarga,kewajiban dalam agama saja dia tidak mengerti !"

"Tapi Abi..."

"Cepat kamu pergi dari sini!"

Revand pun hanya bisa pasrah dan pergi,sementara Syifa berlari menangis ke dalam kamar.

---

"Revand..." Teriak Syifa

"Syifa....bukannya Abi kurung kamu dirumah?"

"Itu tidak penting,cepat bawa aku pergi dari sini!"

"Maksud kamu?"

"Aku tidak bisa hidup tanpa kamu,aku sayang sama kamu,please bawa aku pergi"

"Tapi Fa?"

Syifa akhirnya nekad pergi dari rumah dan mencari kehidupannya sendiri,tapi sayang keputusannya itu justru menjerumuskan dirinya sendiri, malam itu hujan turun begitu deras sampai akhirnya Revand dan Syifa berteduh di sebuah Villa kosong. Suasana pun mendukung mereka untuk berbuat hal yang tidak semestinya.

Tapi Syifa belum menyadari akibat dari perbuatannya itu sampai akhirnya tiga hari setelah kejadian itu suruhan kedua orangtua Syifa menemukannya dan memaksanya untuk pulang saat ia menemani Revand untuk manggung.

"Revaaaaaannnnnd...." Syifa berteriak ketika melihat Revand yang terkapar lemah dengan luka tonjok disekujur tubuhnya.

Tapi tak ada hal yang dapat dilakukan Syifa,dengan lengan yang dipegangi erat oleh beberapa bodyguard suruhan kedua orangtuanya ia pun dipaksa masuk kedalam mobil.

---

"Syifa sayang..." Umi menyambut Syifa dengan pelukan hangat

"Mulai sekarang kamu akan dikawal ketat oleh beberapa bodyguard,tidak ada celah untuk kamu bisa bertemu dengan lelaki berandalan itu!"

"Abi jahat,Abi tidak pernah ngerti perasaan Syifa!"

Hampir satu minggu berlalu, hari itu Syifa terlihat nampak pucat,tak ada gairah sedikitpun pada dirinya,mungkin itu karena sejak tadi pagi ia selalu muntah dan tidak nafsu makan. Tanpa sepengetahuan Abi dan Umi Syifa ternyata menggunakan hasil tes kehamilan,begitu tercengang dan terisak saat Syifa melihat 2 garis merah yang nampak jelas.

"Ya allah...aku..."

"Syifa..."

Umi tiba tiba masuk dan mengagetkan Syifa.

"Apa yang kamu sembunyikan?"

"Tidak ada Umi..."

"Jangan bohong! Apa yang kamu sembunyikan dibelakang tangan kamu dan kenapa kamu menangis?"

"Benar Umi,tidak ada yang Syifa sembunyikan"

"Ada apa ini?"

"Tidak ada apa-apa Abi"

"Syifa,kenapa kamu gugup? Kenapa wajah kamu pucat seperti itu?"

"Syifa...syifa hanya kecapean aja Abi,akhir-akhir ini banyak tugas kuliah"

"Jangan bohong sama Abi, cepat ulurkan tanganmu!"

"Positif...." Umi terisak

"Dasar anak durhaka kamu! Kamu sudah mencoreng muka Abi !!!!" (Sekilas Abi melontarkan tamparan di wajah Syifa)

"Umi,cepat kurung dia di kamar! Lusa Abi akan atur pernikahannya dengan Farhan,putra kyai Umar"

"Tidak Abi, Syifa mohon..."

"Umi,maafin Syifa Umi....Umi....Syifa cuma mencintai Revand...Umi," teriak Syifa dari dalam kamar

Tetotottet tetotet, Syifa berusaha menghubungi Revand saat itu,tapi tak ada satupun jawaban. Sampai tiba di hari pernikahan itu, Syifa sama sekali tidak bisa mengelak keinginan Abi dan Umi. Syifa hanya bisa pasrah dan menangis.

Tiba-tiba Fanny masuk kedalam kamar make up.

"Fanny...kamu udah ketemu sama Revand?"

"Udah Fa,dia juga udah tau tentang pernikahan kamu"

"Terus? Dia bilang apa?"

"Dia cuma titip surat ini untuk kamu"

Perlahan Syifa membuka amplop surat itu dan membacanya hingga ia pun terisak

"Maafkan aku setulus hatimu

Kepergian diriku itu bukan keinginanku

Terima saja....dengan pilihan yang lain dari orangtuamu...

Jangan bersedih dengan keadaan ini, jika kamu menangis aku juga ikut menangis,terima saja...semua ini kulakukan untukmu..."

Love

Revand

"Sabar ya Fa..."

"Revand pergi Fan..dia pergi..."

Syifa memeluk Fanny dan menumpahkan airmatanya. Kesedihan saat itu benar-benar membalut hatinya.

---

'Saya terima nikahnya Asyifa Khairunissa binti Ahmad Syarif Sudradjat dengan mas kawin tersebut di bayar tunai' (wkakakakak ijab kabul nih yee ceritanya,maaf penulis kebanyakan nonton sinetron)

'Bagaimana?'

'Syah...'

'Alhamdulillah'

Sementara airmata Syifa tak dapat dibendung, ia terus dan terus menangis, fikirannya selalu terbayang akan kenangannya bersama Revand,pria yang sangat dicintainya.

"Jangan menangis Fa,aku tau tidak mudah untuk kamu melupakan masa lalu kamu,tapi aku janji aku akan selalu ada untuk kamu dan aku akan tunggu cinta kamu untuk aku Fa" ucap Farhan bijak sambil memeluk Syifa dengan erat.

Sementara dilain sisi Revand hanya menerima keadaan dan menatap rumah Syifa yang penuh dengan hiasan pernikahan dari jauh.

---

6 tahun kemudian...

Sesosok gadis kecil tengah berlari turun dari tangga masjid hingga tanpa sengaja gadis kecil itu terjatuh.

"Aduh sakit..." Keluhnya

"Ya allah,kamu gak apa-apa gadis manis?"

"Kaki aku sakit om"

"Biar om bantu kamu ya"

"Ga perlu om,terima kasih...Elsa bisa sendiri kok,Bunda bilang Elsa ga boleh deket deket sama orang yang baru kenal"

"kamu itu lucu banget sih. Ya udah,kita kenalan dulu deh...nama aku Revand. Sekarang kan kita udah kenal,jadi boleh dong om bantu kamu"

"Iya..aku boleh panggil om "om malaikat ?"

"Boleh dong sayang,om malaikat dan putri cantik"

"Berteman?" Revand mengulurkan jari kelingkingnya

"Berteman..."

Merekapun tersenyum lepas dan bercanda ria sampai akhirnya seorang wanita berteriak : "Elsa..."

Gadis itu menoleh dan berlari ke arah wanita itu.

"Bundaa...." Teriaknya

Revand pun tercengang karna sosok yang di peluk oleh putri cantiknya itu adalah Syifa,gadis yang sangat ia cintai dulu. Begitu pula dengan Syifa yang lebih tercengang hingga ia tanpa sadar mengeluarkan airmata.

"Syifa..."

"Revand...."

"Bunda,bunda kenapa menangis?"

"Tidak apa-apa sayang, kita pulang yuk..."

"Syifa pamit dulu ya sama om malaikat. Boleh kan bunda?"

"Iya sayang..."

"Om malaikat,Elsa pulang dulu yah...sampai ketemu lagi. Elsa sayang Om malaikat" Elsa memeluk dan melontarkan ciuman dipipi Revand hingga membuat Syifa semakin teringis.

"Ayo kita pulang" Farhan tiba-tiba datang. Elsa pun berlari kearah Farhan dengan senyum sumringah sambil berteriak : "Ayah...."

Dan kemudian pergi dengan Farhan yang memangku Elsa dengan penuh rasa sayang.

'Elsa putri kecilku' batin Revand...

End

Wahaaa cerpen yang sangat amat tidak nyambung dan aneh...maaf yak pas bikinnya saya lagi labil. Hahahahaha :p

Satu lagi thanks to Abang Charly Van Houttens buat lagunya yang menginspirasikan saya "CINTA TAK HARUS MEMILIKI"

*cinta emang ga harus memiliki,tapi bukan berarti orang ga harus jatuh cinta** intinya mencintai itu ga harus kita miliki dia,tanpa memiliki kita masih bisa mencintai dia meskipun cuma dari jauh dan dalam hati.

Hiks hiks (penulis lebay)